Kecemburuan dalam Rumah Tangga
Dalam perjalanan kehidupan manusia, seseorang akan menghadapi berbagai hal saat berinteraksi dengan manusia yang lain. Oleh karena itu diperlukan bimbingan syariat agar kehidupan seseorang mendapatkan berkah dari Allah. Begitu pula kehidupan sepasang suami isteri, kecemburuan merupakan suatu hal yang sangat mungkin terjadi dalam perjalanan mengemudikan bahtera kehidupan. Cemburu merupakan sifat dasar yang dimiliki manusia terutama wanita. Suami harus boleh memahami watak isterinya kerana fitrah kejadian wanita itu sendiri.
“Wanita diciptakan dari tulang rusuk lelaki, kalau seandainya kita memaksa untuk meluruskannya, maka akan patah, kalau dibiarkan maka akan tetap bengkok” HR Bukhari
Semua ada hikmahnya, kadang-kadang Allah mengutamakan kaum lelaki di atas wanita dan kadang-kadang mengutamakan kaum wanita di atas lelaki.
Kecemburuan merupakan suatu hal yang pasti terjadi, bahkan terjadi di rumah tangga Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa salam. Di antara kisah tersebut antara lain:
1. Kecemburuan Aisyah terhadap Khadijah
Aisyah cemburu terhadap Khadijah walaupun mereka tidak pernah bertemu. Hal ini dikeranakan Rasulullah s.a.w sering menyebut-nyebut kebaikan Khadijah, dan Rasulullah mendapatkan keturunan dari beliau. Aisyah berkata, “Bukankah Allah telah menggantikan dengan wanita yang lebih baik?”, dijawab oleh Rasulullah, “Tidak, Allah tidak menggantikannya dengan wanita yang lebih baik.”
Rasa cemburu harus dilandasi dengan ilmu atau hanya akan membawa petaka, diantaranya melakukan hal-hal yang melanggar perintah agama:
* Sihir untuk memisahkan pasangan suami-isteri
* Kelakuan yang jelek
* Mengadu domba/fitnah
2. Kecemburuan Aisyah saat Rasulullah mendapatkan hadiah dari isteri beliau yang lain.
Seorang suami juga harus berlandaskan ilmu ketika menangani rasa cemburu dari isterinya. Dicontohkan ketika ada seorang pelayan yang diutus oleh salah seorang isteri Rasulullah yang membawa makanan saat beliau ada di rumah Aisyah, kemudian Aisyah memukul tangan pembantu tersebut sehingga jatuh dan pecahlah piring makanan hadiah tersebut. Tapi Rasulullah tidak marah, tetapi membimbingnya dengan ilmu dan kesabaran. Rasulullah berkata, “Telah cemburu ibu kalian”, kemudian Rasulullah mengumpulkan pecahan piring dan diganti dengan piring yang lain.
3. Kecemburuan istri Rasulullah ketika beliau menikah dengan Shafiyah
Ketika Rasulullah menikah dengan Shafiyah binti Huyai timbul kecemburuan dalam diri Hafshah dan berkata, “Dia adalah anak Yahudi”, hal ini terdengar oleh Shafiyah yang membuatnya bersedih dan menangis. Kemudian dihibur oleh Rasulullah dengan mengatakan, “Ketahuilah bahwa engkau adalah keturunan seorang nabi, pamanmu adalah seorang nabi, dan engkau sekarang berada di bawah naungan seorang nabi. Wahai Hafshah, bertakwalah kepada Allah”.
Kecemburuan seorang suami
Rasa cemburu juga harus dimiliki oleh seorang suami, tidak boleh suami membiarkan isterinya bermaksiat. Lelaki Dayus (tidak memiliki rasa cemburu) tidak akan mendapatkan baunya syurga. Diantara kisah yang menunjukkan betapa pencemburunya sahabat Rasullullah s.a.w antara lain:
1. Kecemburuan Sa’ad bin Ubadah
Sa’ad bin Ubadah berkata, “Jikalau aku mendapati isteriku bersama seorang laki-laki maka akan aku tebas lehernya”, Rasulullah bertanya kepada para sahabat, “Apakah kalian merasa heran dengan kecemburuan Sa’ad ?, bahkan Allah lebih cemburu lagi”.
Diterangkan oleh Abu Hurairah dalam Shahih Bukhari, “Sesungguhnya Allah itu cemburu, yaitu ketika seorang mukmin melanggar apa yang diharamkan oleh Allah”.
2. Kecemburuan Zubair bin Awam
Asma’ binti Abu Bakar ketika menjaga kecemburuan suaminya, Zubair bin Awam, mereka menikah dalam keadaan Zubair bin Awam adalah seorang miskin yang hanya memiliki seekor kuda dan seekor unta saja. Merupakan kebiasaan Asma’ binti Abu Bakar yang memberikan makan haiwan-haiwan tersebut, begitu pula membuatkan roti untuk suami. Tetapi Asma’ tidak pandai membuat adunan sendiri sehingga harus meminta tolong kepada orang lain yang jaraknya sekitar 8 km. Suatu saat ketika Asma’ membawa biji gandum untuk dibuatkan adunan roti bertemulah dia dengan rombongan Rasulullah Shalallahu ‘alaih wa salam. Dan Rasulullah menawarkan tunggangan kepada Asma’, walaupun Asma’berjalan dengan jarak yang jauh akan tetapi dia menjawabnya dengan mengatakan bahwa kalaulah bukan karena kecemburuan suaminya, tentu Asma’ akan menerimanya. Asma’ berkata, “Sesungguhnya Zubair itu adalah seorang yang sangat pencemburu”. Ketika Asma’ telah tiba di rumah dan menceritakan kejadian ini kepada Zubair bin Awam, Zubair mengatakan, “Sungguh engkau berjalan dengan kakimu lebih aku cintai daripada engkau berjalan dengan khalifah Rasulullah”.
Begitulah peranan cemburu di dalam rumahtangga, namun ianya harus dibatasi kepada perkara-perkara yang layak sahaja...Janganlah cemburu yang tidak bertepi kerana ianya akan memudaratkan malah akan membawa kehancuran rumahtangga kita sendiri. Semoga para isteri akan lebih peka, dan sayangilah rumahtangga anda... Insyaallah akan kekal hinga ke hujung nyawa.
Semoga bermanfaat.
“Wanita diciptakan dari tulang rusuk lelaki, kalau seandainya kita memaksa untuk meluruskannya, maka akan patah, kalau dibiarkan maka akan tetap bengkok” HR Bukhari
Semua ada hikmahnya, kadang-kadang Allah mengutamakan kaum lelaki di atas wanita dan kadang-kadang mengutamakan kaum wanita di atas lelaki.
Kecemburuan merupakan suatu hal yang pasti terjadi, bahkan terjadi di rumah tangga Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa salam. Di antara kisah tersebut antara lain:
1. Kecemburuan Aisyah terhadap Khadijah
Aisyah cemburu terhadap Khadijah walaupun mereka tidak pernah bertemu. Hal ini dikeranakan Rasulullah s.a.w sering menyebut-nyebut kebaikan Khadijah, dan Rasulullah mendapatkan keturunan dari beliau. Aisyah berkata, “Bukankah Allah telah menggantikan dengan wanita yang lebih baik?”, dijawab oleh Rasulullah, “Tidak, Allah tidak menggantikannya dengan wanita yang lebih baik.”
Rasa cemburu harus dilandasi dengan ilmu atau hanya akan membawa petaka, diantaranya melakukan hal-hal yang melanggar perintah agama:
* Sihir untuk memisahkan pasangan suami-isteri
* Kelakuan yang jelek
* Mengadu domba/fitnah
2. Kecemburuan Aisyah saat Rasulullah mendapatkan hadiah dari isteri beliau yang lain.
Seorang suami juga harus berlandaskan ilmu ketika menangani rasa cemburu dari isterinya. Dicontohkan ketika ada seorang pelayan yang diutus oleh salah seorang isteri Rasulullah yang membawa makanan saat beliau ada di rumah Aisyah, kemudian Aisyah memukul tangan pembantu tersebut sehingga jatuh dan pecahlah piring makanan hadiah tersebut. Tapi Rasulullah tidak marah, tetapi membimbingnya dengan ilmu dan kesabaran. Rasulullah berkata, “Telah cemburu ibu kalian”, kemudian Rasulullah mengumpulkan pecahan piring dan diganti dengan piring yang lain.
3. Kecemburuan istri Rasulullah ketika beliau menikah dengan Shafiyah
Ketika Rasulullah menikah dengan Shafiyah binti Huyai timbul kecemburuan dalam diri Hafshah dan berkata, “Dia adalah anak Yahudi”, hal ini terdengar oleh Shafiyah yang membuatnya bersedih dan menangis. Kemudian dihibur oleh Rasulullah dengan mengatakan, “Ketahuilah bahwa engkau adalah keturunan seorang nabi, pamanmu adalah seorang nabi, dan engkau sekarang berada di bawah naungan seorang nabi. Wahai Hafshah, bertakwalah kepada Allah”.
Kecemburuan seorang suami
Rasa cemburu juga harus dimiliki oleh seorang suami, tidak boleh suami membiarkan isterinya bermaksiat. Lelaki Dayus (tidak memiliki rasa cemburu) tidak akan mendapatkan baunya syurga. Diantara kisah yang menunjukkan betapa pencemburunya sahabat Rasullullah s.a.w antara lain:
1. Kecemburuan Sa’ad bin Ubadah
Sa’ad bin Ubadah berkata, “Jikalau aku mendapati isteriku bersama seorang laki-laki maka akan aku tebas lehernya”, Rasulullah bertanya kepada para sahabat, “Apakah kalian merasa heran dengan kecemburuan Sa’ad ?, bahkan Allah lebih cemburu lagi”.
Diterangkan oleh Abu Hurairah dalam Shahih Bukhari, “Sesungguhnya Allah itu cemburu, yaitu ketika seorang mukmin melanggar apa yang diharamkan oleh Allah”.
2. Kecemburuan Zubair bin Awam
Asma’ binti Abu Bakar ketika menjaga kecemburuan suaminya, Zubair bin Awam, mereka menikah dalam keadaan Zubair bin Awam adalah seorang miskin yang hanya memiliki seekor kuda dan seekor unta saja. Merupakan kebiasaan Asma’ binti Abu Bakar yang memberikan makan haiwan-haiwan tersebut, begitu pula membuatkan roti untuk suami. Tetapi Asma’ tidak pandai membuat adunan sendiri sehingga harus meminta tolong kepada orang lain yang jaraknya sekitar 8 km. Suatu saat ketika Asma’ membawa biji gandum untuk dibuatkan adunan roti bertemulah dia dengan rombongan Rasulullah Shalallahu ‘alaih wa salam. Dan Rasulullah menawarkan tunggangan kepada Asma’, walaupun Asma’berjalan dengan jarak yang jauh akan tetapi dia menjawabnya dengan mengatakan bahwa kalaulah bukan karena kecemburuan suaminya, tentu Asma’ akan menerimanya. Asma’ berkata, “Sesungguhnya Zubair itu adalah seorang yang sangat pencemburu”. Ketika Asma’ telah tiba di rumah dan menceritakan kejadian ini kepada Zubair bin Awam, Zubair mengatakan, “Sungguh engkau berjalan dengan kakimu lebih aku cintai daripada engkau berjalan dengan khalifah Rasulullah”.
Begitulah peranan cemburu di dalam rumahtangga, namun ianya harus dibatasi kepada perkara-perkara yang layak sahaja...Janganlah cemburu yang tidak bertepi kerana ianya akan memudaratkan malah akan membawa kehancuran rumahtangga kita sendiri. Semoga para isteri akan lebih peka, dan sayangilah rumahtangga anda... Insyaallah akan kekal hinga ke hujung nyawa.
Semoga bermanfaat.