Kemuliaan Insan Agung - Saidatina Khadijah r.a
Artikel ini tentang Wanita Idola sy....rasa bersalah kalau tidak dikongsikan kepada sahabat2....ramai yg kenal dan mmg tahu akan wanita mulia ini......... ingin menjadi seperti "Wanita" ini walaupun mgkn tidak sesempurna beliau.......sebenarnya byk lagi cerita pasal "Wanita Agung" ini.....tapi artikel ini ringkas dn padat.... Bacalah ya.
Setelah berkahwin dengan Nabi Muhammad s.a.w, mereka telah memperoleh 7 org anak pula iaitu Zainab, Ruqayyah, Ummu Kalthum, Fatimah r.a, Qasim, Tayyab dan Tahir.
Sesungguhnya Khadijah r.a. merupakan nikmat Allah yang besar bagi Rasulullah s.a.w. Khadijah mendampingi Nabi s.a.w selama seperempat abad, berbuat baik kepadanya di saat beliau gelisah, menolongnya di waktu-waktu yang sulit, membantunya dalam menyampaikan risalahnya, ikut serta merasakan penderitaan yang pahit pada saat jihad dan menolongNya dengan jiwa dan hartanya Rasulullahs. a.w bersabda :
"Khadijah beriman kepadaku ketika orang- orang mengingkari. Dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan. Dan dia memberikan hartanya kepadaku ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa. Allah mengaruniai aku anak darinya dan mengharamkan bagiku anak dari selain dia."
[HR. Imam Ahmad dalam "Musnad"-nya, 6/118] Diriwayatkan dalam hadith shahih, dari Abu Hurairah r.a., dia berkata :
"Jibril datang kepada Nabi s.a.w, lalu berkata :"Wahai, Rasulullah, ini Khadijah telah datang membawa sebuah wadah berisi kuah, makanan atau minuman. Apabila dia datang kepadamu,
sampaikan kepadanya salam dari Tuhan-nya dan beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah di syurga, (terbuat) dari mutiara yang tiada suara ribut di dalamnya dan tiada kepayahan." [Shahih Bukhari, Bab Perkawinan Nabi s.a.w dengan Khadijah dan Keutamaannya, 1/539].
Khadijah, menurut riwayat Ibnul Atsir dan Ibnu Hisyam adalah seorang wanita pedagang yang mulia dan kaya. Beliau sering mengirim orang kepercayaannya untuk berdagang. Ketika mendengar kabar tentang kejujuran Nabi s.a.w. dan kemuliaan akhlaknya. Khadijah mencoba memberi amanat kepada Nabi s.a.w. dengan membawa dagangannya ke Syam (sekarang Palestina, Syria, Lebanon, dan Yordania).
Khadijah membawakan barang dagangan yang lebih baik dari apa yang dibawakan kepada orang lain. Dalam perjalanan dagang ini Nabi s.a.w. ditemani Maisarah, seorang kepercayaan Khadijah. Muhammad s.a.w. menerima tawaran ini dan berangkat ke Syam bersama Maisarah meniagakan harta Khadijah. Dalam perjalanan ini Nabi s.a.w berhasil membawa keuntungan yang berlipat ganda, sehingga kepercayaan Khadijah ra. bertambah terhadapnya.
Selama perjalanan tersebut Maisarah sangat mengagumi akhlak dan kejujuran Nabi s.a.w.. Semua sifat dan perilaku tersebut dilaporkan Maisarah kepada Khadijah. Khadijah tertarik pada kejujurannya, dan ia pun terkejut oleh keberkatan yang diperolehnya dari perniagaan Nabi s.a.w. Kemudian Khadijah menyampaikan hasratnya untuk menikah dengan Nabi s.a.w. dengan perantaraan Nafisah binti Muniyah. Nabi s.a.w. menyetujuinya, kemudian Nabi menyampaikan hal itu kepada paman-pamannya. Setelah itu, mereka meminang Khadijah untuk Nabi s.a.w. dari paman Khadijah, Amr bin Asad. Ketika menikahinya, Nabi berusia dua puluh lima tahun, sedangkan Khadijah berusia empat puluh tahun.
Mengenai kedudukan dan keutamaan Khadijah dalam kehidupan Nabi s.a.w., sesungguhnya ia tetap mendapatkan kedudukan yang tinggi di sisi Rasulullah sepanjang hidupnya. Telah disebutkan di dalam riwayat Bukhari dan Muslim, bahwa Khadijah adalah wanita terbaik pada zamannya.
Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahawa Ali ra pernah mendengar Rasulullah bersabda : 'Sebaik-baik wanita (langit) adalah Maryam binti Imran, dan sebaik-baik wanita (bumi) adalah Khadijah binti Khuwailid'.
Bukhari dan Muslim juga meriwayatkan dari Aisyah ra, ia berkata : 'Aku tidak pernah cemburu kepada isteri-isteri Nabi s.a.w kecuali kepada Khadijah, sekalipun aku tidak pernah bertemu dengannya. Adalah Rasulullah ketika menyembelih kambing, ia berpesan, 'Kirimkan daging kepada teman-teman Khadijah'. Pada suatu hari aku memarahinya, lalu aku katakan, 'Khadijah?' Kemudian Nabi bersabda,'Sesungguh nya aku telah dikurniai cintanya'.
Ahmad dan Thabrani meriwayatkan dari Masruq dari Aisyah ra, ia berkata : 'Hampir tidak pernah Rasulullah keluar rumah sehingga menyebut Khadijah dan memujinya. Pada suatu hari Rasulullah menyebutnya, sehingga menimbulkan kecemburuanku. Lalu aku katakan, 'Bukankah ia hanya seorang tua yang Allah telah menggantikannya untuk kakanda orang yang lebih baik darinya?' Kemudian Rasulullah marah seraya bersabda, 'Demi Allah, Allah tidak menggantikan untukku orang yang lebih baik darinya. Dia beriman ketika orang-orang ingkar, dia membenarkanku ketika orang-orang mendustakanku, dia membela dengan hartanya ketika orang-orang menghalangiku, dan aku dikaruniai Allah anak darinya, sementara aku tidak dikaruniai anak sama sekali dari isteri lainnya'.
Sehubungan dengan pernikahan Rasulullah s.a.w. dengan Khadijah, kesan yang pertama sekali diperolehi dari pernikahan ini ialah, bahwa Rasulullah sama sekali tidak memperhatikan faktor kesenangan jasadiah. Seandainya Rasulullah sangat memperhatikan hal tersebut, sebagaimana pemuda seusianya, nescaya beliau mencari orang yang lebih muda, atau orang yang tidak lebih tua darinya. Nampaknya, Rasulullah menginginkan Khadijah kerana kemuliaan akhlaknya diantara kerabat dan kaumnya, sampai ia pernah mendapatkan julukan 'Afifah Thahirah' (wanita suci) pada masa jahiliyah.
Pernikahan itu berlangsung hingga Khadijah meninggal dunia pada usia enam puluh lima tahun, sementara itu Rasulullah telah mendekati lima puluh tahun, tanpa berfikir selama masa ini untuk menikah dengan wanita atau gadis lain.
Oleh : Dr. Muhammad Sa'id Ramadhan Al-Buthy
Diriwayatkan oleh Ibnu Sayyidin-Nas dalam 'Uyunul Atsar, Ibnu Hajar dalam al-Ishabah dan lainnya. Kata ganti di dalam kata nisa'iha seperti ditunjukkan oleh riwayat Muslim kembali kepada langit untuk yang pertama (Maryam) dan kepada bumi untuk yang kedua (Khadijah). Berkatalah ath-Thaibi: kata ganti yang pertama kembali kepada umat di masa Maryam hidup., yang kedua kembali kepada umat ini. Lihat Faithul Bari, 7/91. Muttafaq 'Alaih, lafazh ini bagi Muslim (Sumber : Sirah Nabawiyah, Analisis Ilmiah Manhajiah Sejarah Pergerakan Islam di Masa Rasulullah s.a.w).
Khadijah membawakan barang dagangan yang lebih baik dari apa yang dibawakan kepada orang lain. Dalam perjalanan dagang ini Nabi s.a.w. ditemani Maisarah, seorang kepercayaan Khadijah. Muhammad s.a.w. menerima tawaran ini dan berangkat ke Syam bersama Maisarah meniagakan harta Khadijah. Dalam perjalanan ini Nabi s.a.w berhasil membawa keuntungan yang berlipat ganda, sehingga kepercayaan Khadijah ra. bertambah terhadapnya.
Selama perjalanan tersebut Maisarah sangat mengagumi akhlak dan kejujuran Nabi s.a.w.. Semua sifat dan perilaku tersebut dilaporkan Maisarah kepada Khadijah. Khadijah tertarik pada kejujurannya, dan ia pun terkejut oleh keberkatan yang diperolehnya dari perniagaan Nabi s.a.w. Kemudian Khadijah menyampaikan hasratnya untuk menikah dengan Nabi s.a.w. dengan perantaraan Nafisah binti Muniyah. Nabi s.a.w. menyetujuinya, kemudian Nabi menyampaikan hal itu kepada paman-pamannya. Setelah itu, mereka meminang Khadijah untuk Nabi s.a.w. dari paman Khadijah, Amr bin Asad. Ketika menikahinya, Nabi berusia dua puluh lima tahun, sedangkan Khadijah berusia empat puluh tahun.
Mengenai kedudukan dan keutamaan Khadijah dalam kehidupan Nabi s.a.w., sesungguhnya ia tetap mendapatkan kedudukan yang tinggi di sisi Rasulullah sepanjang hidupnya. Telah disebutkan di dalam riwayat Bukhari dan Muslim, bahwa Khadijah adalah wanita terbaik pada zamannya.
Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahawa Ali ra pernah mendengar Rasulullah bersabda : 'Sebaik-baik wanita (langit) adalah Maryam binti Imran, dan sebaik-baik wanita (bumi) adalah Khadijah binti Khuwailid'.
Bukhari dan Muslim juga meriwayatkan dari Aisyah ra, ia berkata : 'Aku tidak pernah cemburu kepada isteri-isteri Nabi s.a.w kecuali kepada Khadijah, sekalipun aku tidak pernah bertemu dengannya. Adalah Rasulullah ketika menyembelih kambing, ia berpesan, 'Kirimkan daging kepada teman-teman Khadijah'. Pada suatu hari aku memarahinya, lalu aku katakan, 'Khadijah?' Kemudian Nabi bersabda,'Sesungguh nya aku telah dikurniai cintanya'.
Ahmad dan Thabrani meriwayatkan dari Masruq dari Aisyah ra, ia berkata : 'Hampir tidak pernah Rasulullah keluar rumah sehingga menyebut Khadijah dan memujinya. Pada suatu hari Rasulullah menyebutnya, sehingga menimbulkan kecemburuanku. Lalu aku katakan, 'Bukankah ia hanya seorang tua yang Allah telah menggantikannya untuk kakanda orang yang lebih baik darinya?' Kemudian Rasulullah marah seraya bersabda, 'Demi Allah, Allah tidak menggantikan untukku orang yang lebih baik darinya. Dia beriman ketika orang-orang ingkar, dia membenarkanku ketika orang-orang mendustakanku, dia membela dengan hartanya ketika orang-orang menghalangiku, dan aku dikaruniai Allah anak darinya, sementara aku tidak dikaruniai anak sama sekali dari isteri lainnya'.
Sehubungan dengan pernikahan Rasulullah s.a.w. dengan Khadijah, kesan yang pertama sekali diperolehi dari pernikahan ini ialah, bahwa Rasulullah sama sekali tidak memperhatikan faktor kesenangan jasadiah. Seandainya Rasulullah sangat memperhatikan hal tersebut, sebagaimana pemuda seusianya, nescaya beliau mencari orang yang lebih muda, atau orang yang tidak lebih tua darinya. Nampaknya, Rasulullah menginginkan Khadijah kerana kemuliaan akhlaknya diantara kerabat dan kaumnya, sampai ia pernah mendapatkan julukan 'Afifah Thahirah' (wanita suci) pada masa jahiliyah.
Pernikahan itu berlangsung hingga Khadijah meninggal dunia pada usia enam puluh lima tahun, sementara itu Rasulullah telah mendekati lima puluh tahun, tanpa berfikir selama masa ini untuk menikah dengan wanita atau gadis lain.
Oleh : Dr. Muhammad Sa'id Ramadhan Al-Buthy
Diriwayatkan oleh Ibnu Sayyidin-Nas dalam 'Uyunul Atsar, Ibnu Hajar dalam al-Ishabah dan lainnya. Kata ganti di dalam kata nisa'iha seperti ditunjukkan oleh riwayat Muslim kembali kepada langit untuk yang pertama (Maryam) dan kepada bumi untuk yang kedua (Khadijah). Berkatalah ath-Thaibi: kata ganti yang pertama kembali kepada umat di masa Maryam hidup., yang kedua kembali kepada umat ini. Lihat Faithul Bari, 7/91. Muttafaq 'Alaih, lafazh ini bagi Muslim (Sumber : Sirah Nabawiyah, Analisis Ilmiah Manhajiah Sejarah Pergerakan Islam di Masa Rasulullah s.a.w).